Akuntansi Internasional 3

Nama Kelompok :
Bella Rizki
Bilquita Polii
Eva Erviana
Gerald Yosat
Putri Lidya Vega


Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga


JUDUL JURNAL
ANALISIS TERHADAP PERLUNYA PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN HISTORIS (CONVENTIONAL ACCOUNTING) MENJADI BERDASARKAN TINGKAT HARGA UMUM (GENERAL PRICE LEVEL ACCOUNTING)
NAMA JURNAL
JURNAL AKUNTANSI & KEUANGAN
VOLUME & NOMOR JURNAL
VOLUME 4, NOMOR 2
TAHUN JURNAL
NOVEMBER 2002
HALAMAN JURNAL
141 – 155
PENULIS
PWEE LENG
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari disajikannya penelitian ini adalah dalam rangka untuk memberikan analisis dan evaluasi menegnai perlu tidaknya penerapan general price level accounting dalam penyajian laporan keuangan dengan membandingkan hasil kedua penelitian tersebut yang memusatkan pada pengaruh general price level accounting terhadap laporan keuangan dan rasio keuangan dari industri yang sejenis
METODE PENELITIAN
Metode penelitian komparatif
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : general price level accounting
Variable terikat : laporan keuangan dan rasio keuangan
HASIL PENELITIAN
Hasil argumentasi dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap penelitian sebelumnya :
1.   Dari kedua penelitian tersebut memiliki keterbatasan bahwa kedua pnelitian tersebut sama-sama mengambil sample data dari perusahaan yang lebih banyak menggunakan modal asset dalam perputaran usahanya, dimana nilai asset dalam perusahaan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan daya beli atau terjadinya inflasi maupun deflesi
2.   Tingkat inflasi di Indonesia tetap berlagsung dengan tingkat yang berubah-ubah dan diperkirakan hal tersebut akan terus berlagsung dikemudian hari
3.   Penyajian laporan keuangan berdasarkan tingkat harga umum, nilai konstan ataukah nilai saat ini bukan teletak pada masalah apakah laporan tersebut lebih baik dan harus dilakukan penyesuaian, tetapi terletak pada masalah apakah laporan yang disesuaikan tersebut masuk kedalam cakupan elemen pelaporan keuangan yang diperlukan
4.   Bila perspektif laporan tidak dilihat secara sempit, maka kerangka akuntansi pokok tetap dapat menggunakan dasar nilai historis. Sementara itu, untuk menambah manfaat dan menghilangkan keterbatasan laporan keuangan historis dapat pula disertakan laporan keuangan degan dasar selain nilai historis
5.   Catatan resmi tetap menggunakan nilai historis yang ditentukan secara objektif dan dikumpulkan secara kronologis selama satu periode. Sedangkan laporan pendukung dapat disusun secara periodic dengan melakukan penyesuaian terhadap nilai historis di luar catatan resmi.
6.   Kelemahan nilai historis dapat diatasi tidak pada tahap pemrosesan data tetapi pada tahap penyajian dan pelaporan data
KESIMPULAN PENELITIAN
Dari analisis yang telah disajikan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa meskipun akuntansi tingkat harga umum mempunyai arti penting secara umum untuk dimasukkan dalam kerangka akuntansi yang pokok, namun masih ada masalah tentang cara dan alat untuk melakukan hal tersebut. Masih banyak pendapat tentang bagaimana cara menghitung angka indeks tingkat harga umum dan bagaimana menentukan metode pengukuran perubahan nilai uang untuk menetukan pengaruhnya terhadap kinerja ekonomi perusahaan tertentu. Karena apaila terjadi inflasi tingkat tinggi, dimana tingkat inflasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian modal bersih, jumlah aktiva tetap cukup besar, serta perputaran modal kerja rendah, maka penyesuaian laporan keuangan berdasarkan tingkat harga umum perlu untuk dilakukan.

Standar Audit dan Akuntansi Global



JUDUL JURNAL
KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM AKUNTANSI DAN PROSES PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI PERGURUAN TINGGI INDONESIA
NAMA JURNAL
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA
VOLUME & NOMOR JURNAL
VOLUME VI, NOMOR 2
TAHUN JURNAL
2008
HALAMAN JURNAL
7 – 22
PENULIS
EFRAIM FERDINAN GIRI
TUJUAN PENELITIAN
Tulisan ini bertujuan menjelaskan pendekatan proses belajar mengajar agar paling tidak sebagian besar standar akuntansi yang seharusnya dikuasai para mahasiswa dapat disampaikan dan dibahas. Tulisan ini hanya ingin sedikit menggelitik pembaca untuk membangkitkan kesadaran dan mencari cara yang tepat memperbaiki pembelajaran akuntansi di perguruan tinggi. Dan dalam rangka konvergensi ini, bagaimanakah pengembangan kurikulum akuntansi di Indonesia dikembangkan agar dapat lebih fleksibel mengikuti berbagai kemajuan yang ada.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Konvergensi Standar Akuntansi
Variable terikat : Pengembangan Kurikulum Akuntansi Dan
Proses Pembelajaran Akuntansi Di Perguruan Tinggi Indonesia
HASIL PENELITIAN
Konvergensi standar akuntansi menimbulkan konsekuensi logis bagi pendidikan tinggi akuntansi di Indonesia. SAK/SAI//IFRS yang diadopsi akan menambah jumlah standar yang seharusnya dikuasai oleh mahasiswa kita. Tidak semua SAK dapat diajarkan kepada mahasiswa, namun perlu ditentukan secara logis dengan mempertimbangkan faktor kompetensi yang seharusnya dimiliki lulusan akuntansi untuk menghadapi peluang dari globalisasi. Konvergensi standar akuntansi tidak hanya berdampak pada jumlah materi yang harus disampaikan kepada mahasiswa, tetapi juga desain pembelajaran akuntansi. Pembelajaran akuntansi berhubungan dengan peran dosen sebagai seorang desainer pembelajaran. Dosen harus menerapkan metoda-metoda pengajaran kreatif (misal, metode kasus) agar semua kemampuan yang dibutuhkan oleh lulusan dapat dikuasai, sehingga mereka dapat bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri. Selain itu, harus dilakukan koordinasi antara pengelola pendidikan akuntansi pada level sarjana dan pada level pendidikan profesional. Koordinasi ini berkaitan dengan pembagian materi yang seharusnya disampaikan pada ke dua level pendidikan akuntansi tersebut. Hal ini penting agar mahasiswa memiliki wawasan pengetahuan yang cukup tentang berbagai ketentuan standar akuntansi yang ada dan diterapkan di Indonesia.
KESIMPULAN PENELITIAN
Dari analisis yang telah disajikan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa meskipun akuntansi tingkat harga umum mempunyai arti penting secara umum untuk dimasukkan dalam kerangka akuntansi yang pokok, namun masih ada masalah tentang cara dan alat untuk melakukan hal tersebut. Masih banyak pendapat tentang bagaimana cara menghitung angka indeks tingkat harga umum dan bagaimana menentukan metode pengukuran perubahan nilai uang untuk menetukan pengaruhnya terhadap kinerja ekonomi perusahaan tertentu. Karena apaila terjadi inflasi tingkat tinggi, dimana tingkat inflasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian modal bersih, jumlah aktiva tetap cukup besar, serta perputaran modal kerja rendah, maka penyesuaian laporan keuangan berdasarkan tingkat harga umum perlu untuk dilakukan.


Analisis Laporan Keuangan Internasional



JUDUL JURNAL
PENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
NAMA JURNAL
JURNAL AKUNTANSI & AUDITING
VOLUME & NOMOR JURNAL
VOLUME 11, NOMOR 1
TAHUN JURNAL
NOVEMBER 2014
HALAMAN JURNAL
83 -102
PENULIS
ARDIAN SETIANTO & AGUNG JULIARTO
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Apakah komprabilitas pengungkapan asset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya IFRS dari waktu ke waktu.
METODE PENELITIAN
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purpose sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear (Linear Regression Analysis) untuk menentukan tingkat pengngkapan asset tetap dengan variabel independen dan variable kontrolnya.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel dependen : tingkat pengungkapan asset tetap
Variabel Independen : mengukur tingkat pengungkapan awal atau Initial High Disclosure (IDH)
Variabel Interaksi : berfungsi sebagai variable penguji tingkat komparabilitas
Variabel Kontrol : Struktur Asset, ROA (Return on Assets), leverage
HASIL PENELITIAN
Hasil dari Analisis Deskriptif 1 menyatakan nilai rata-rata (mean) DISCL adalah 0,5224 yang berarti dala satu periode laporan keuangan, perusahaan telah mengungkapkan sebanyak 52,24% item pengungkapan asset tetap konvergensi IFRS. Dan dari Analisis Deskiptif 2 menunjukkan dari 327 pengamatan yang diolah menunjukkan bahwa 205 perusahaan atau sebesar 62,7% perusahaan sampel memiliki selisih indeks pengungkapan perusahaan yang bersangkutan dengan indeks pengungkapan perusahaaan terbaik lebih besar dari median. Adapun kondisi sebaliknya ditunjukkan oleh 112 perusahaan atau sebesar 37,3% perusahaan sampel.

Hasil Uji Multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai tolerance semua variable mendekati angka 1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, jadi dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas dan model regresi layak untuk dipakai.

Hasil Uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Uji Autokorelasi menunjukkan bahwa hasil analisis diperoleh nilai Drbin-Watson sebesar 1,799. Nilai signfikan tersebut berada antara Du (1,7616) dan 4 – dU yaitu 2,2384. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Hasil Uji Koefesien Determinasi menunjukkan bahwa 77,5% variasi indeks pengungkapan asset tetap dapat dijelaskan secara signifikan oleh variable independen, sedangkan sisanya sebesar 22,5% indeks pengungkapan asset tetap dapat dijelaskan oleh variable lainnya diluar model.
KESIMPULAN PENELITIAN
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa variable interaksi antara indeks pengungkapan awal asset tetap perusahaan (IDH) dengsn periode penerapan IFRS tahun pertama (IFRS1) dan periode penerapan IFRS tahun kedua (IFRS2) memiliki pengaruh yang signifikan negative terhadap tingkat pengungkapan asset tetap. Hal ini menunjukkan bahwa komparabilitas pengungkapan asset tetap pada laporan keuangan perushaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu.

Related Posts:

0 Response to "Akuntansi Internasional 3"

Post a Comment